Selasa, 03 Februari 2009

Susu Permentasi Tingkatkan Kekebalan Tubuh


Panjang usia dimulai dari perut yang sehat. Komposisi bakteri baik di perut yang ideal tak hanya melindungi tubuh dari diare dan sembelit, tetapi juga meningkatkan kekebalan tubuh, menurunkan kolesterol, dan mencegah kanker.

Gairah besar pada penelitian manfaat susu fermentasi untuk kekebalan tubuh yang kuat dimulai sejak 1882. Penelitian itu digawangi oleh ahli asal Rusia bernama Elie Metchnikoff. Minat pada bidang kekebalan tubuh dimulai ketika istri pertamanya mati gara-gara penyakit TBC tahun 1873. Istri keduanya juga meninggal karena penyakit tifus di tahun 1880. Kedua peristiwa menyedihkan itu mendorong peraih hadiah Nobel tahun 1908 ini getol meneliti perihal mikroba dan kekebalan tubuh.

Setelah meraih hadiah Nobel, Metchnikoff membangun teori bahwa susu fermentasi dapat memperpanjang usia. Untuk membuktikan teorinya, ia minum susu asam setiap hari. Penulis buku Immunity in Infectious Diseases, The Nature of Man dan The Prolongation of Life: Optimistic Studies ini meninggal tahun 1916 saat berusia 71 tahun, di atas usia harapan hidup rata-rata ketika itu.

Pemikiran Metchnikoff soal susu asam untuk panjang usia itu kemudian menginspirasi ilmuwan Jepang bernama Minoru Shirota. Shirota meneliti hubungan antara bakteri dan kesehatan usus. Ia yakin bahwa keseimbangan bakteri usus yang sehat merupakan kunci kesehatan manusia. Dari situ ia mulai bekerja mengisolasi strain bakteri asam laktat yang melewati usus dan secara positif memberikan keseimbangan usus yang sehat.

Tahun 1935 upaya itu membuahkan hasil. Ia berhasil mengkultivasi bakteri unik yang cukup kuat melewati lingkungan asam di lambung dan memasuki usus dalam keadaan hidup. Bakteri ini kemudian dimasukkan dalam minuman susu fermentasi yang bisa dikonsumsi siapa saja. Minuman ini dikenal di seluruh dunia dengan merek dagang Yakult.

Perpendek Sakit

Penelitian demi penelitian sesudah itu semakin mengukuhkan manfaat susu fermentasi untuk kesehatan. Kotani et al tahun 1961 melakukan penelitian kejadian infeksi Shigela pada 1.100 individu yang minum susu fermentasi dan 1.112 orang yang tidak minum.

Hasilnya jelas sekali membuktikan bahwa kelompok yang rutin minum susu fermentasi tidak pernah terkena infeksi. Kejadian infeksi Shigela masih ditemukan pada orang yang tidak minum susu fermentasi.

Tubuh yang bebas dari infeksi Shigela itu terjadi berkat kandungan bakteri Lactobacillus dan Bifidobacteria dalam susu fermentasi itu. Penambahan kedua jenis bakteri yang tergolong baik untuk pencernaan itu mendominasi jumlah bakteri merugikan di dalam perut, sehingga mencegah terjadinya infeksi atau penyakit pencernaan seperti diare dan sembelit.

Tanaka et al tahun 1994 membuktikan peningkatan jumlah Lactobacillus dan Bifidobacteria serta penurunan bakteri merugikan Enterobacteriaceae setelah mengonsumsi L. casei Shirota.

Penelitian selanjutnya semakin membuktikan bahwa bakteri baik di dalam perut itu tidak sekadar mencegah tubuh dari penyakit diare. Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition, April 2001, menerbitkan penelitian efek pemberian Lactobacillus casei Shirota terhadap keseimbangan sodium pada anak penderita sindrom usus pendek.

"Hasilnya, kesehatan anak-anak itu menjadi lebih baik setelah diberi Lactobacillus casei Shirota," kata Jimmy Hariantono dari PT Yakult Indonesia Persada.

Simposium flora usus yang diadakan di Tokyo bulan Oktober 2004 kembali membuktikan manfaat bakteri baik untuk kesehatan. Disebutkan dalam simposium itu, sinbiotik mengurangi komplikasi. infeksi pasca operasi.

Sinbiotik adalah gabungan dari probiotik dan prebiotik. Probiotik adalah bakteri baik yang menguntungkan tubuh, sedang prebiotik adalah bahan makanan yang bila dikonsumsi bisa merangsang pertumbuhan probiotik.

Penelitian yang dilakukan oleh Masato Nagino menyebutkan, konsumsi sinbiotik memperpendek masa rawat di rumah sakit. Sinbiotik juga memperpendek terapi menggunakan antibiotika selain menurunkan komplikasi hingga 19 persen dibanding kelompok kontrol (52,2 persen).

Konsumsi antibiotika membunuh tidak hanya bakteri penyebabkan sakit, tetapi juga bakteri yang baik. Akibatnya, tubuh jadi makin rentan kena infeksi.

Cegah Jantungan

Oleh pemerintah Jepang, probiotik dan prebiotik digolongkan dalam Food for Specified Health Use (FOSHU). Ini merupakan jabaran lebih spesifik dari makanan fungsional, yakni makanan yang tak hanya lezat dan bergizi, tetapi juga memberi manfaat positif dalam mencegah penyakit.

Manfaat susu fermentasi dalam kaitan sebagai makanan fungsional disebutkan oleh Ingrid S. Surono dalam buku Probiotik, Susu Fermentasi dan Kesehatan adalah memperbaiki daya cerna laktosa, mengendalikan bakteri patogen dalam saluran pencernaan, menurunkan serum kolesterol, menghambat tumor, menstimulasi sistem kekebalan tubuh, mencegah sembelit, memproduksi vitamin B.

Lebih dari sekadar menjaga tubuh dari serangan diare dan sembelit, susu fermentasi juga baik untuk menjaga kesehatan jantung dengan cara menjaga kenormalan kadar kolesterol.

Ada berbagai penelitian yang melaporkan potensi susu fermentasi dalam menurunkan kolesterol. Salah satu riset itu, misalnya, menunjukkan bahwa bakteri asam laktat asal dadih berpotensi mengikat kolesterol. Bakteri asam laktat itu menghasilkan enzim Bile Salt Hydrolase (BSH).

Enzim ini menghasilkan asam empedu terdekonjugasi dalam bentuk asam kolat bebas yang kurang diserap usus halus dibanding asam empedu terkonjugasi. Karenanya asam empedu yang kembali ke hati menjadi berkurang. Asam empedu yang terbuang lewat buang air besar itu mengakibatkan semakin banyak kolesterol yang dibutuhkan untuk mensintesis garam empedu lagi, sehingga kadar kolesterol akhirnya menjadi turun.

Mungkin tak berlebihan pula jika disebutkan bahwa susu fermentasi juga bermanfaat mencegah kanker. Penelitian Nagao et al tahun 2000 soal efek konsumsi susu fermentasi berisi L. case strain Shirota pada aktivitas sel pembunuh alami (natural killer cell atau NK cell) pada manusia yang sehat. Sel NK adalah komponen utama dalam sistem kekebalan tubuh yang berperan menolak sel tumor dan sel yang terinfeksi virus.

Hasil penelitian Nagao itu menunjukkan peningkatan sel NK. Bahkan, jurnal Urologia Internationalis menghasilkan kesimpulan bahwa bakteri asam laktat menurunkan risiko kena kanker kandung kemih.
Sumber: Senior

Tidak ada komentar: