Jumat, 16 Januari 2009

DAUN SALAM DAN KOLESTEROL


Daun salam (Eugenia Polyyantha) disebut orang Sumatra sebagai maselengan atau ubi serai. Orang Sunda menyebutnya gowok, dan orang Jawa menyebutnya manting atau katolam. Daun salam sering digunakan orang untuk bumbu dapur yang dapat menambah aroma dan penyedap cita rasa masakan, karena daun salam mengeluarkan aroma minyak atsiri. Daun salam digunakan dalam keadaan segar atau kering.

Daun salam banyak ditemukan di daerah pegunungan dan hutan, walaupun sebenarnya juga relatif mudah ditanam di pekarangan rumah atau kebun. Daun salam mudah dikembangbiakkan dengan cara dicangkok karena berakar tunggang. Daun salam memiliki batang pohon bulat licin, cukup besar, tingginya bisa mencapai 25 meter. Satu pohon dapat menghasilkan lembaran daun salam yang melimpah jumlahnya.

Daun salam mengandung aroma minyak atsiri, zat sitral, eugenol, tanin, dan flavonida. Zat tanin bermanfaat untuk menciutkan (astringent), sehingga orang sering menggunakan daun salam untuk menghentikan diare, mengecilkan pori-pori kulit, dan mengurangi keluarnya keringat. Sedangkan di dalam dunia industri, zat tanin digunakan dalam usaha kecantikan kulit. Dari hasil penelitian yang dilakukan, daun salam dapat menurunkan tekanan dan kolesterol darah.

Tidak ada komentar: