Selasa, 17 Maret 2009

LG Flatron L206WU, Satu Grafis untuk 6 Monitor


Beberapa gamer dan pekerja profesional biasanya menggunakan lebih dari satu monitor sebagai perangkat displai agar dapat mengerjakan banyak tugas sekaligus dengan cepat dan lebih mudah. Multi monitor seperti ini umumnya diwujudkan lewat sistem dual video output melalui koneksi kartu grafis yang sekarang memang mendukung penggunaan monitor ganda maupun dengan sistem SLI atau CrossFire untuk penggunaan lebih dari 2 monitor.

Nah, solusi dari LG lewat monitor seri Flatron L206WU ini agak unik karena mampu mewujudkan displai sampai 6 monitor sekaligus dengan hanya sebuah kartu grafis. Keren bukan?

Produk yang disebut tipe monitor MultiLink ini ternyata bekerja dengan memanfaatkan koneksi USB pada monitor (upstream dan downstream) yang dikontrol melalui software DisplayLink Core untuk menciptakan displai secara klon (kembar dengan monitor utama) maupun extend (memperluas area displai). Dengan begini pemakai dapat menggandakan tampilan monitor utama ke 5 monitor lainnya, atau membuka beberapa lembar kerja sekaligus seperti menjalankan tabel spreadsheet di monitor pertama, membuka pengolah kata di monitor kedua, menonton film di monitor ketiga, dan seterusnya, cukup dengan satu PC saja. Asyik ya.

***


Satu lagi kemudahan yang ditawarkan lewat monitor berukuran 20” ini adalah keluwesannya memutar bingkai layar dari posisi normal ke posisi vertikal. Posisi berdiri semacam ini biasanya disukai mereka yang sering mendesain grafis atau membaca naskah digital. Sayangnya, sistem multi monitor ini tidak bisa disambungkan dengan monitor merek lainnya. Jadi jika ingin mendapatkan manfaat maksimal setidaknya Anda harus memakai 2 seri L206WU. Namun percayalah, begitu Anda mencoba sistem multi monitor yang tidak ruwet dengan kabel VGA ini, Anda akan banyak merasakan manfaatnya untuk bekerja secara mulitasking.

Sumber: InfoKomputer

PLUS: Kualitas displai bagus; sistem multi monitor; bisa diposisikan horisontal dan vertikal; waktu respon cepat; ringan.

MINUS: Tanpa speaker internal; MultiLink harus dengan seri sejenis.

SKOR PENILAIAN
(maksimal 5)
Kinerja : 4,5
Fasilitas : 4,5
Kemudahan : 4
Harga : 3,5
Skor Total : 4,2

SPESIFIKASI : LG FLATRON L206WU
Ukuran : 20,1” (wide 16:10)
Interface: D-sub/DVI-D/USB
Pixel Pitch: 0,285 mm
Resolusi: 1680x1050 @60Hz
Contrast Ratio : 5000:1 (dinamis)
Brightness: 300cd/m2
Response Time: 2ms
Sudut Pandang (horizontal/vertikal): 170/170 derajat
Dimensi (plt): 47,1x6,2x40,2 cm
Daya Listrik Max (aktif/standby/saving): 45/1/1 watt
Bobot (net): 4,6kg
Garansi: 1 tahun
Situs Web: www.lge.com
Harga kisaran* : US$ 375
* LG Electronics Indonesia, (021) 5366-0309/5366-0789.

Kamis, 26 Februari 2009

Selamat Tinggal Mouse Pad!


Teknologi BlueTrack yang diperkenalkan Microsoft Hardware, Selasa (2/12) di Plaza fX, membuat era mouse pad berakhir. Pasalnya teknologi yang melekat dalam Microsoft Explorer Mouse dan Explorer Mini Mouse yang juga sekaligus diluncurkan, membuat mouse atau tetikus elektronik ini dapat digunakan di segala jenis permukaan.

Menurut Regional Marketing Manager SEA Microsoft Hardware, Katherine Teu, mouse atau tetikus ini unggul di segala jenis permukaan bahkan di atas permukaan berkilau sekalipun. Permukaan berkilau merupakan kelemahan dari mouse atau tetikus laser yang selama ini memaksa pengguna notebook atau komputer untuk menggunakan mouse pad. Begitu pula jika berada di atas karpet atau permukaan berbulu.

“Optik Specular Biru menghasilkan pencitraan permukaan yang lebih detail meski diterapkan pada permukaan yang berkilau seperti granit dan marmer,” ujar Katherine.

Cahaya biru juga membantu menghasilkan penggambaran resolusi dan kontras tinggi untuk navigasi lebih baik. Begitu pula dengan teknologi yang membuat jangkauan cahaya yang empat kali lebih luas dan lebih baur membantu penjejakan di permukaan yang tidak biasa seperti di atas karpet, dimana cahaya yang lebih kecil bisa lenyap di antara serat-serat karpet. Penerapan sumber cahaya yang dibaurkan pada mouse merupakan teknologi milik Microsoft.

Sementara itu, ketika mouse laser juga terganggu kinerjanya di atas permukaan yang kotor dan berdebu, cahaya biru inkoheren membuat Explorer Mouse dan Explorer Mini Mouse tidak mudah terganggu debu, sehingga kualitas sinyal yang dipantulkannya terjaga. Oleh karena itu, di lingkungan yang kotor sekalipun, mouse atau tetikus ini tetap bisa dipakai.

“Kami cuma ingin membantu mengurangi kerepotan pengguna komputer, apalagi notebook dalam membawa, memasukkan dan mengeluarkan mouse pad di mana saja,” ujar Director of Small and MidMarket Solutions and Partners Group Microsoft Indonesia, Lucas Tjahja Prawira. Selamat tinggal mouse pad!

Mouse untuk Tuna Netra


GloriaNet - Kebutaan bukan kendala untuk mempelajari komputer. Para ilmuwan kini tengah mengembangkan mouse komputer dengan memanfaatkan teknologi suara yang bisa diakses oleh para penderita tunanetra. Demikian pemberitaan harian Sinar Harapan.

Mike Burton dari Glasgow University dalam festival tahunan British Association for the Advancement of Science mengatakan mouse tersebut bergetar setiap kali menunjuk baris pada layar komputer. Ini membuat para penderita tunanetra mengetahui arah-arah kursor.

"Teknik ini merupakan cara terbaik bagi penderita tunanetra untuk memperoleh informasi," ujar Burton. Ia mengatakan satu dari tugas tersulit yang dihadapi para penderita tuna netra adalah memahami informasi data.

Memperkuat temuan ini, Stephen Brewster dari Glasgow University mengatakan timnya tengah membangun sound graph yang dapat dikombinasikan dengan mouse tersebut. Baris pada graph diwakili dengan nada yang bisa berubah-ubah menurut arah baris, naik atau turun.

Beberapa nada dapat mewakili baris berbeda dari graph yang sama ketika pengguna memasukkan "soundscape". "Anda dapat memperoleh informasi yang lengkap hanya dengan menggunakan suara," ujar Brewster. (GCM/*)

Kensington SlimBlade Presenter Mouse, Mouse Tarik


Mouse pipih nirkabel ini sempat membuat kami bingung. Biasanya receiver/dongle USB mouse Kensington disimpan di bagian bawah mouse. Namun yang ini tidak. Kompartemen batere di bagian bawah bahkan tidak menyisakan tempat untuk dongle. O ya, berbeda dengan biasanya, kompartemen batere ini didorong ke arah belakang, bukan ke depan.

Ternyata sisi mouse yang terbuat dari metal itu harus ditarik ke atas badan mouse. Pada posisi seperti itu, mouse tampak istimewa. Ada yang mengatakan mirip ponsel, ada yang menyebutkan serupa tas jinjing wanita. Memang mouse kini menjadi bak ber-handle, yang juga boleh dimanfaatkan untuk menentengnya atau menggantungnya (jika ada) di kait di meja komputer sehingga hemat tempat simpan dan tidak mudah hilang.

Ketika bagian sisinya terkuak, akan tampak tombol di sisi kanan, dan ‘tonjolan’ di sisi kiri. Gunakan ujung jari untuk menekan tombol yang berfungsi sebagai tombol eject di sisi kanan. Nah, di sisi kiri akan menyembul badan dongle mungil. Kita tinggal menariknya ke luar, lalu menancapkannya ke port USB komputer. Tidak perlu pasang driver apa pun agar mouse dikenali.

Usai dipakai, tarik lagi bagian sisi mouse, lalu dorong masuk dongle sambil menekan tonjolannya agar dongle terkunci di slotnya. Setelah itu kembalikan posisi bagian sisi mouse.

Sejarah Mouse


Tidak terasa sudah 40 tahun lamanya tetikus alias mouse komputer menemani pengguna komputer. Analis Gartner memprediksi tak lebih dari lima tahun lagi, tetikus akan hilang dari muka bumi. Mengapa bisa begitu? Sebab manusia akan lebih suka dengan mekanisme komputer yang sesuai dengan lekuk anatomi tubuh seperti layar sentuh atau perangkat pengenal wajah.

“Pada komputer desktop, mouse memang masih diminati. Tapi pada sejumlah peranti hiburan dan laptop sudah tidak lagi,” ujar analis Steve Prentice seperti yang dikutip BBC News belum lama ini. Ia memprediksi, di masa mendatang produsen elektronik akan menciptakan produk dengan interface yang lebih interaktif, terinspirasi dari games. Sony dan Canon sebut saja, sudah membiasakan konsumennya dengan teknologi pengenal wajah.

Tak Tergantikan

Namun menurut Rory Dooley, general manager unit perangkat kontrol Logitech, prediksi itu terlalu didramatiris. Sebagai produsen tetikus terbesar di dunia, Logitech telah menjual lebih dari 500 juta tetikus dalam 20 tahun. “Ini membuktikan betapa penting perangkat tetikus,” kata Dooley. Ia setuju bahwa ada banyak cara manusia berinteraksi dengan komputer, namun tetikus tidak bisa tergantikan begitu saja.

Tetikus pertamakali ditemukan oleh Dr Douglas Engelbart saat masih di Stanford Research Institute. Ia tidak pernah mendapatkan royalti atas patennya sebab hak patennya kerluar tahun 1987 sebelum komputer membutuhkan tetikus.

Diterjemahkan secara bebas dari BBC News.
Foto: BBC News.

G-Speak, Teknologi Baru Saingan Mouse Komputer


Bagi yang sudah menonton aksi Tom Cruise di film Minority Report atau sekuel James Bond terbaru, pasti sudah terbayang bagaimana canggihnya sang pemeran utama mengontrol sesuatu hal di atas layar proyeksi hanya dengan gestur. Kini teknologi mentereng tersebut coba diwujudkan dalam kehidupan nyata oleh para ilmuwan yang mengklaim bahwa penciptaan teknologi itu sudah lebih dulu mereka 'temukan'.

Adalah Oblong Industries, sebuah perusahaan yang bermarkas di Los Angeles, yang berdedikasi untuk mengembangkan G-Speak, sebuah teknologi yang kemungkinan bisa menggeser posisi mouse komputer setelah inovasi layar sentuh. Kebiasaan lama menggunakan satu tangan untuk mengontrol sebuah mouse, diganti oleh G-Speak yang dioperasikan secara interaktif dengan mengenakan sepasang sarung tangan khusus.

"Sepasang tangan manusia sebenarnya merupakan alat manipulasi yang tercanggih di jagad dunia ini. Ide G-Speak ini bermula dari keengganan kami untuk menggunakan mouse dan ingin tangan ini bisa bebas bergerak untuk mendeskripsikan perintah dorong, tarik, atau ketika kami ingin memanipulasi dunia," terang ketua tim ilmuwan dari Oblong Industries, John Underkoffler, seperti dilansir dari Times, Senin (24/11/2008).

Kebebasan yang berani dijanjikan ilmuwan dari G-Speak memang beralasan. Teknologi inovatif ini memungkinkan penggunanya untuk membawa tangan mereka lebih dekat dengan obyek karena kedua tangan bisa bergerak ke sana-ke sini untuk memindahkan obyek ke layar yang berbeda. Dengan cara tersebut interaksi pengguna dengan layar akan terasa lebih nyata. Hal itu bisa terealisasi berkat sebuah elemen khusus yang bisa mendeteksi gerakan pengguna secepat kecepatan cahaya. Underkoffler percaya bahwa kehebatan G-Speak mampu menggantikan posisi mouseyang dirasa kaku dan membosankan.

"Akan banyak orang yang menyukai teknologi ini karena semua manusia tahu caranya menunjuk, tidak seperti mouse yang pada awal penggunaannya harus beradaptasi terlebih dahulu," paparnya yakin.

Walaupun masih terhitung baru, G-Speak dikabarkan sudah dipakai di beberapa perusahaan dan universitas. Namun untuk menghilangkan kesan eksklusif dan semua pihak bisa menggunakannya dengan cara yang lebih praktis. Oblong berjanji akan terus mengembangkannya, termasuk yang baru saja mereka lakukan dengan bereksperimen menggunakan G-Speak untuk mengontrol trafik di udara ataupun dalam dunia kesehatan. Pengembangan itu juga bermaksud untuk lebih meringkas kemasan G-Speak yang kini masih memerlukan seruangan besar dengan membutuhkan banyak layar agar bisa mengontrol banyak hal sekaligus.

Oblong merencanakan dalam dua tahun ke depan G-Speak sudah berhasil diperkecil dan akan dijual ke pasaran dengan harga yang tak lebih mahal dari sebuah mouse pada umumnya, yaitu sekitar 20 hingga 40 poundsterling.

MOUSE ?


Tetikus atau yang lebih dikenal dengan nama mouse adalah alat yang digunakan untuk memasukkan data ke dalam komputer selain papan ketik. Tetikus memperoleh nama demikian karena kabel yang menjulur berbentuk seperti ekor tikus[1].

Tetikus pertama kali dibuat pada tahun 1963 oleh Douglas Engelbart berbahan kayu dengan satu tombol. Model kedua sudah dilengkapi dengan 3 tombol. Pada tahun 1970, Douglas Engelbart memperkenalkan tetikus yang dapat mengetahui posisi X-Y pada layar komputer, tetikus ini dikenal dengan nama X-Y Position Indicator (indikator posisi X-Y).

Bentuk tetikus yang paling umum mempunyai dua tombol, masing-masing di sebelah kiri atas dan kanan atas yang dapat ditekan. Walaupun demikian, komputer-komputer berbasis Macintosh biasanya menggunakan tetikus satu tombol.

Tetikus bekerja dengan menangkap gerakan menggunakan bola yang menyentuh permukaan keras dan rata. Tetikus yang lebih modern sudah tidak menggunakan bola lagi, tetapi menggunakan sinar optikal untuk mendeteksi gerakan. Selain itu, ada pula yang sudah menggunakan teknologi nirkabel, baik yang berbasis radio, sinar inframerah, maupun bluetooth.

Saat ini, teknologi terbaru sudah memungkinkan tetikus memakai sistem laser sehingga resolusinya dapat mencapai 2.000 titik per inci (dpi), bahkan ada yang bisa mencapai 4.800 titik per inci. Biasanya tetikus semacam ini diperuntukkan bagi penggemar permainan video.